HATI-HATI Terhadap asupan glukosa bayi selama MASA KEHAMILAN Anda
HATI-HATI Terhadap asupan glukosa bayi selama MASA KEHAMILAN Anda |
Saat masa mengandung, glukosa
atau gula darah merupakan sumber kalori utama janin selama berada di dalam
rahim. Janin memiliki jumlah glukosa sekitar 2/3 dari kadar gula darah ibu.
Saat terputusnya plasenta dalam proses melahirkan, asupan glukosa dari ibu ke
bayi pun akan terhenti. Bayi yang lahir normal sesuai dengan Hari Perkiraan
Lahir (HPL) dapat mempertahankan kadar gula darah 50 - 60 mg/dl selama 72 jam.
Sedangkan bayi yang lahir dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) memiliki kadar gula darah 45mg/dl. Apabila
kurang dari 45mg/dl, bayi akan masuk dalam kategori hipoglikemia. Pemeriksaan
glukosa atau gula darah dilakukan pada bayi yang baru lahir dan dokter akan
memantau gula darah bayi selama 72 jam kedepan, karena kadar insulin bayi cukup
tinggi pada saat proses persalinan.
Karenanya, pemeriksaan kadar gula
saat bayi lahir merupakan langkah cepat untuk menangani risiko bayi mengalami
hipoglikemia. Jika tidak segera ditangani, bayi dengan hipoglikemia dapat
mengalami kerusakan sel otak secara permanen yang mengakibatkan kejang, risiko
cacat bahkan kematian.
Ada 5 kategori bayi baru lahir
yang memiliki risiko tinggi mengalami hipoglikemia, antara lain:
1. BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BBLR)
Bayi BBLR disebabkan karena
mengalami malnutrisi selama di dalam kandungan, yang mengakibatkan rendahnya
cadangan glikogen hati dan lemak tubuh total. Glikogen adalah karbohidrat yang
tersimpan dalam jaringan tubuh. Hati mampu mengubah makanan menjadi glikogen,
namun jika diperlukan, hati mampu mengubah glikogen menjadi glukosa kembali.
Metabolisme bayi BLBR terjadi
sangat cepat karena bayi menggunakan glukosa lebih banyak dibandingkan dengan
bayi yang memiliki berat badan normal. Hal ini yang menyebabkan kadar gula
darah bayi BBLR cepat menurun.
Bayi BBLR yang termasuk dalam
kondisi rawan, antara lain:
- Bayi dengan berat badan kurang dari 2.000 gr.
- Bayi yang masih kecil menurut usia kehamilan.
- Bayi yang memiliki plasenta abnormal.
- Bayi kembar yang salah satunya lebih kecil 25 % atau lebih dibandingkan kembarannya.
- Bayi yang mengalami polisitemia, dimana volume total sel darah merah di atas normal.
- Bayi yang lahir dari ibu yang menderita toksemia atau keracunan saat hamil
2. IBU YANG MENGALAMI HIPERTENSI
SAAT HAMIL
Hipertensi saat hamil dan
persalinan dapat membuat bayi mengalami stres yang membuat metabolisme bayi
berjalan cepat dan memerlukan energi yang lebih banyak dibandingkan bayi
normal.
3. BAYI YANG MENDERITA
HIPERINSULIN
Ibu pengidap diabetes melitus dan
diabetes gestasional (diabetes saat kehamilan), akan mentransfer glukosa secara
berlebihan pada janin dan respon insulin pun jadi meningkat sehingga bayi
beresiko mengalami hipoglikemia.
4. BAYI YANG LAHIR MELEBIHI HARI
PERKIRAAN LAHIR (HPL)
Bayi yang lebih bulan atau
melebihi HPL, memiliki jalur plasenta yang fungsinya sudah tidak maksimal dan
asupan glukosa juga berkurang sehingga bayi menggunakan cadangan glikogennya
sendiri. Setelah lahir jumlah glikogen pun tinggal sedikit hingga bayi mudah
terkena hipoglikemia.
5. KONDISI ABNORMAL BAYI
Beberapa kondisi abnormal bayi
yang beresiko menderita hipoglikemia, di antaranya bayi yang terlalu kecil,
menderita susah napas, asfiksia perinatal, polisitemia, hiportemia, infeksi
sistemik dan bayi yang mengalami kelainan jantung.
Lalu bagaimana cara mencegah dan
mengobatihipoglikemiapada bayi yang baru lahir? Lakukan segera Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) sesaat setelah Anda melahirkan. ASI dipercaya dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi dan metabolik untuk bayi yang baru lahir. Kolostrum
pada ASI bermanfaat untuk mengatasi kadar gula darah rendah. Bahkan disarankan
bagi ibu hamil dengan usia kehamilan memasuki umur 35 - 36 minggu untuk memerah
kolostrum dengan menggunakan tangan.
Kolostrum berfungsi sebagai
suplemen pengontrol gula darah sehingga bayi tidak perlu diberikan susu
formula. Tidak hanya ASI, kehangatan pelukan ibu dan bayi saat IMD dapat
meningkatkan kadar gula darah. Namun jika bayi Anda sudah divonis beresiko
hipoglikemia, pantauan dokter akan dibutuhkan hingga bayi benar-benar aman
untuk dibawa pulang.
Like dan Bagikan Informasi Yang Bermanfaat Ini Kepada Orang yg Anda Sayang.
Sumber : keluarga.com
Comments
Post a Comment